Penalaran
induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan
atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Misalnya pada pengamatan atas logam
besi, alumunium, tembaga dan sebagainya. Jika dipanasi ternyata menunjukkan
bertambah panjang. Dari sini dapat disimpulkan secara umum bahwa logam jika
dipanaskan akan bertambah panjang. Biasanya penalaran induktif ini disusun
berdasarkan pengetahuan yang dianut oleh penganut empirisme.
Contoh
penalaran induktif adalah :kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya
mata:. setiap hewan punya matapenalaran induktif membutuhkan banyak sampel
untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu penalaran
induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.
Selanjutnya
pengertian penalaran induktif menurut Tim Balai Pustaka (dalam Shofiah, 2007
:14) istilah penalaran mengandung tiga pengertian, diantaranya :
1.
cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berfikir logis.
2.
Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan
perasaan atau pengalaman.
3.
Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa
fakta atau prinsip.
Jenis
– jenis penalaran induktif yaitu :
1.
Generalisasi yaitu proses penalaran dengan cara menarik kesimpulan secara umum
berdasarkan sejumlah data.
Contoh
:
Hasil
UTS mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas 3EA06 telah keluar. Ternyata
dari 40 mahasiswa hanya 10 orang yang mendapat nilai 90. Setengahnya mendapat
nilai antara 80 – 65 dan tidak ada seorang pun yang mendapat nilai di bawah 65.
Itu berarti dapat disimpulkan bahwa mahasiswa kelas 3EA06 cukup pintar dalam
mengerjakan soal Bahasa Indonesia.
Macam
– macam generalisasi :
a.
Generalisasi sempurna yaitu generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi
dasar penyimpulan penyelidikan. Contoh : sensus penduduk
b.
Generalisasi tidak sempurna yaitu generalisasi dimana kesimpulan diambil dari
sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang
belum diselidiki. Generalisasi ini dapat menghasilkan kebenaran bila melalui
pengujian yang benar.
2.
Analogi yaitu cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang
memilki sifat yang sama.
Contoh
:
Danih
adalah seorang altlet lari kebanggaan Indonesia. Setiap hari dia selalu
berlatih keras untuk meningkatkan kemampuan berlarinya. Demikian juga dengan
Sandy, dia merupakan seorang polisi yang memerlukan fisik yang kuat untuk
menjalankan tugasnya sebagai aparat penegak hukum. Keduanya membutuhkan mental
dan fisik yang kuat untuk bertanding atau mambantu masyarakat melawan
kejahatan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan polisi harus memilki mental
dan fisik yang kuat dengan cara selalu berlatih.
3.
Hubungan kausal yaitu penalaran yang diperoleh dari gejala – gejala yang saling
berhubungan.
Contoh
:
Jika
dipanaskan, tembaga memuai.
Jika
dipanaskan emas memuai
Macam
– macam hubungan kausal :
a.
Sebab - akibat
Contoh
:
Sejumlah
pengusaha angkutan di Bantul terpaksa gulung tikar karena pendapatan yang
mereka peroleh tidak bisa menutup biaya operasional. Minimnya pendapatan karena
sebagian besar penumpang membayar ongkos dibawah ketentuan tarif yang sudah
ditetapkan, akibat ketidakmampuan ekonomi. (Sumber : Kompas, 10 Mei 2008).
b.
Akibat -sebab
Contoh
:
Andi
mendapat nilai yang memuaskan pada ujian semester kenaikan kelas. Dia mendapat
rangking pertama di kelasnya. Hasil yang diperoleh Andi ini dia dapatkan karena
belajar yang sangat tekun setiap harinya.
c
Akibat – akibat
Contoh
:
Kemarin
Lusi mengalami kecelakaan akibat menabrak pembatas jalan. Akibat dari
kecelakaan tersebut dia mengalami patah kaki dan harus dirawat di rumah sakit.
Hipotesis
dan Teori
Sebuah
teori adalah prinsip mapan yang telah dikembangkan untuk menjelaskan beberapa
aspek dari suatu pengetahuan. Sebuah teori muncul dari pengamatan dan pengujian
berulang dengan menggabungkan fakta, hukum, prediksi, dan hipotesis yang
diterima secara luas.
Suatu
hipotesis sifatnya spesifik dan prediktif, membahas tentang apa yang Anda
harapkan akan terjadi dalam penelitian Anda. Sebagai contoh, sebuah penelitian
untuk melihat hubungan antara kebiasaan belajar dan kecemasan mungkin memiliki
hipotesis yang menyatakan, "Kami memperkirakan bahwa siswa dengan
kebiasaan belajar yang lebih baik tidak mengalami banyak kecemasan." Jika
sebuah studi membahas tentang eksplorasi alam, hipotesisnya harus selalu
menjelaskan apa yang diharapkan terjadi selama eksperimen atau penelitian.
Kedua
istilah (teori dan hipotesis) kadang-kadang digunakan secara bergantian, namun
perbedaan penting di antara keduanya meliputi:
Suatu
teori memprediksi peristiwa secara umum, sedangkan hipotesis membuat prediksi
spesifik tentang bagian tertentu suatu keadaan.
Suatu
teori telah diuji secara luas dan diterima secara umum, sedangkan hipotesis
adalah dugaan spekulatif yang belum diuji.
Sumber
: