Hipotesis adalah
dugaan/ pernyataan sementara yang diungkapkan secara deklaratif/ yang menjadi
jawaban dari sebuah permasalahan.
Pernyataan tersebut diformulasikan dalam bentuk variabel agar bisa di
uji secara empiris. Hipotesis merupakan identik dari perkiraan atau prediksi.
Dari sebuah hipotesis maka akan menimbulkan suatu prediksi, karena prediksi
adalah hasil yang diharapkan diperoleh dari hipotesis. Hipotesis dapat
diketahui jika telah melakukan suatu percobaan sehingga mengetahui hasilnya.
Salah satu langkah dalam penelitian menggunakan metodo ilmiah adalah hipotesis.
Seorang ilmuan/ peneliti haruslah mempunyai kemampuan untuk memprediksi suatu
permasalahan. Mungkin anda sering mendengar mengenai perkiraan cuaca, perkiraan
iklim yang sering disiarkan di televise ataupun di radio, di internet dan
lain-lain. Itu dilakukan oleh para ahli meteorology, mereka dapat memprediksi/
memperkirakan cuaca yang akan terjadi di suatu daerah pada suatu hari dengan
cara melakukan observasi menggunakan pengetahuan yang mereka miliki. Maka
kemampuan memprediksi merupakan ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang
ilmuan.
Jenis-Jenis Hipotesis
1. Hipotesis Nol (Ho)
Hipotesis nol (H0)
adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel
independen (X) dan variabel dependen (Y). Artinya, dalam rumusan
hipotesis, yang diuji adalah
ketidakbenaran variabel (X) mempengaruhi (Y). Ex: “tidak ada hubungan antara
warna baju dengan kecerdasan mahasiswa”.
2. Hipotesis Kerja (H1)
Hipotesis Kerja (H1)
adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel independen (X)
dan variabel dependen (Y) yang diteliti. Hasil perhitungan H1 tersebut, akan
digunakan sebagai dasar pencarian data penelitian.
Jenis-jenis Hipotesis :
1. Hipotesis dilihat dari kategori rumusannya
Dibagi menjadi dua
bagian yaitu (1) hipotesis nihil yang biasa disingkat dengan Ho (2) hipotesis
alternatif biasanya disebut hipotesis kerja atau disingkat Ha.
Hipotesis nihil (Ho)
yaitu hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungannya atau pengaruh antara
variabel dengan variabel lain. Contohnya: Tidak ada hubungan antara tingkat
pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
Hipotesis alternatif
(Ha) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antara
variabel dengan variabel lain. Contohnya: Ada hubungan antara tingkat
pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
Hipotesis alternatif
ada dua macam, yaitu directional Hypotheses dan non directional Hypotheses
(Fraenkel and Wallen, 1990:42 ; Suharsimi Arikunto, 1989:57).
Hipotesis terarah
adalah hipotesis yang diajukan oleh peneliti, dimana peneliti sudah merumuskan
dengan tegas yang menyatakan bahwa variabel independen memang sudah diprediksi
berpengaruh terhadap variabel dependen. Misalnya: Siswa yang diajar dengan
metode inkuiri lebih tinggi prestasi belajarnya, dibandingkan dengan siswa yang
diajar dengan menggunakan metode curah pendapat.
Hipotesis tak terarah
adalah hipotesis yang diajukan dan dirumuskan oleh peneliti tampak belum tegas
bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Fraenkel dan
Wallen (1990:42) menyatakan bahwa hipotesis tak terarah itu menggambarkan bahwa
peneliti tidak menyusun prediksi secara spesifik tentang arah hasil penelitian
yang akan dilakukan.
Contoh: Ada perbedaan
pengaruh penggunaan metode mengajar inkuiri dan curah pendapat terhadap
prestasi belajar siswa.
2. Hipotesis dilihat dari sifat variabel yang
akan diuji.
Dilihat dari sifat yang
akan diuji, hipotesis penelitian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (1)
hipotesis tentang hubungan dan (2) hipotesis tentang perbedaan.
Hipotesis tentang
hubungan yaitu hipotesis yang menyatakan tentang saling hubungan antara dua
variabel atau lebih, mengacu ke penelitian korelasional.
Hubungan antara
variabel tersebut dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: (a) hubungan yang
sifatnya sejajar tidak timbal balik, (b) hubungan yang sifatnya sejajar timbal
balik, (c) hubungan yang menunjuk pada sebab akibat tetapi timbal balik.
a) Hubungan yang sifatnya sejajar tidak
timbal balik, contohnya: Hubungan antara kemampuan fisika dengan kimia.
Nilai fisika mempunyai hubungan sejajar
dengan nilai kimia, tetapi tidak merupakan sebab akibat dan timbal balik. Nilai
fisika yang tinggi tidak menyebabkan nilai kimia yang tinggi, dan sebaliknya.
Keduanya memiliki hubungan mungkin disebabkan karena faktor lain, mungkin
kebiasaan berpikir logik (tentang ke IPA-an) sehingga mengakibatkan adanya
hubungan antara keduanya.
b) Hubungan yang sifatnya sejajar timbal
balik. Contohnya: Hubungan antara tingkat kekayaan dengan kelancaran berusaha.
Semakin tinggi tingkat kekayaan, semakin tinggi tingkat kelancaran usahanya,
dan sebaliknya.
c) Hubungan yang menunjuk pada sebab-akibat,
tetapi tidak timbal balik. Contohnya hubungan antara waktu PBM, dengan
kejenuhan siswa. Semakin lama waktu PBM berlangsung, siswa semakin jenuh
terhadap pelajaran yang disampaikan.
Sedangkan hipotesis tentang perbedaan,
yaitu hipotesis yang menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok
yang berbeda. Hipotesis tentang perbedaan ini mendasari berbagai penelitian
komparatif dan eksperimen.
Contoh (1): Ada
perbedaan pretasi belajar siswa SMA antara yang diajar dengan metode ceramah +
tanya jawab (CT) dan metode diskusi (penelitian eksperimen).
Contoh (2): Ada
perbedaan prestasi belajar siswa SMA antara yang berada di kota dan di desa
(penelitian komparatif).
3. Jenis Hipotesis yang dilihat dari keluasan
atau lingkup variabel yang diuji.
Ditinjau dari keluasan dan
lingkupnya, hipotesis dapat dibedakan menjadi hipotesis mayor dan hipotesis
minor. Hipotesis mayor adalah hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variabel
dan seluruh objek penelitian, sedangkan hipotesis minor adalah hipotesis yang
terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub dari hipotesis mayor (jabaran dari
hipotesis mayor).
Contoh: Hipotesis Mayor
“Ada hubungan antara keadaan sosial
ekonomi (KSE) orang tua dengan prestasi belajar siswa SMP”.
Contoh: Hipotesis
Minor.
1. Ada hubungan antara
tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi
belajar siswa SMP.
2. Ada hubungan antara
pendapatan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMP.
3. Ada hubungan antara
kekayaan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMP.
Karakteristik Hipotesis
yang Baik
Sebuah hipotesis atau
dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal – hal
tersebut diantaranya :
1) Hipotesis harus
mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus
menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus
dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya
konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya
dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Berikut ini beberapa
penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
- Hipotesis harus
menduga Hubungan diantara beberapa variable
Hipotesis harus dapat
menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis
variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan
kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa
perubahan pada variabel yang lain.
- Hipotesis harus Dapat
Diuji
Hipotesis harus dapat
di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan
mengumpulkan data-data empiris.
- Hipotesis harus
konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan-
Hipotesis tidak
bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam
beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus
berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu
pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus
sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh
karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian
sebelumnya.
- Hipotesis Dinyatakan
Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan
dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis
dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan
peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.
MENGUJI HIPOTESIS
Suatu hipotesis harus dapat
diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat diamati dan
dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yang memberi
data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus
menyimpulkan hipotesis , apakah harus menerima atau menolak hipotesis. Ada
bahayanya seorang peneliti cenderung untuk menerima atau membenarkan
hipotesisnya, karena ia dipengaruhi bias atau perasangka. Dengan menggunakan
data kuantitatif yang diolah menurut ketentuan statistik dapat ditiadakan bias
itu sedapat mungkin, jadi seorang peneliti harus jujur, jangan memanipulasi
data, dan harus menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha untuk mencari
kebenaran.
Sumber :